Iblis Itu Punya Target Yang Jelas, Juga Sangat Sabar Dan Tekun

 

Ya. Iblis (disebut setan ketika sedang aktif) itu sangat sabar dan tekun, bahkan tak keberatan untuk berkompromi, demi mencapai tujuan hakiki mereka. Bila manusia sering mengatakan “banyak jalan menuju Roma”, iblis juga yakin bahwa jalan untuk mencapai target itu banyak sekali.

Lalu apa tujuan utama atau tujuan puncak (ultimate goal) iblis?

Kafir dan musyrik

Ternyata ia ‘hanya’ ingin manusia menjadi kafir atau musyrik. Mohon dicatat bahwa ini adalah istilah-istilah dalam Islam, bukan dalam agama-agama lain. Karena itu istilah lain untuk kafir dan musyrik adalah: keluar dari Islam.

Lalu, secara praktiknya, apa beda kafir dan musyrik?

Kafir adalah menolak secara penuh (menolak mentah-mentah) bertuhan Allah. Otomatis penolakan ini dilakukan dengan menentang dan menafikan semua ajaran Allah. Sedangkan musyrik adalah sikap mendua (bisa juga meniga dan sterusnya!) alias berselingkuh; yaitu menerima Allah sebagai Tuhan seraya menerima tuhan-tuhan lainNya. Sikap musyrik ini sebenarnya merupakan variasi dari kafir, bahkan lebih brengsek, karena mengandung unsur ejekan dan penghinaan terhadap Allah.

Bila gagal membuat manusia kafir atau musyrik, dalam arti manusia masih kukuh dalam pengakuan bahwa mereka masih Muslim, maka iblis akan ‘menurunkan’ targetnya!

Bid’ah

Apa yang dilakukan iblis? Dia dan kawan-kawannya (serta keturunannya) akan melakukan berbagai cara agar manusia melakukan berbagai bentuk bid’ah, yaitu berbagai perilaku yang mereka anggap sebagai bagian dari Islam, walau sebenarnya merupakan ‘tempelan-tempelan’ yang mereka bikin sendiri. Katakanlah ibarat mereka memiliki sebuah mobil, maka mereka akan menambahkan berbagai warna cat pada cat asli pabriknya; atau mereka pergi ke salon mobil untuk menambahkan berbagai asesoris untuk menambahkan manfaat dan keindahan baru pada mobil mereka.

Kebalikan dari bid’ah adalah sunnah. Lengkapnya adalah sunnah rasul, yaitu segala praktik Islam yang dicontohkan oleh Rasulullah. Orang yang menjalankan sunnah adalah ibarat orang yang memiliki mobil dan berusaha menjaga keaslian mobilnya. Dengan demikian, ia tak ingin melakukan tambahan apa pun pada mobilnya, kecuali hanya menjaga keaslian dan kemurniannya. Dengan kata lain, orang yang berpegang pada sunnah, adalah orang yang sangat fanatik terhadap keaslian dan kemurnian.

Dosa-dosa besar

Bila gagal membuat manusia melakukan bid’ah, yaitu bila manusia bertahan dalam sunnah, maka iblis menurunkan lagi targetnya dengan cara menggiring manusia untuk melakukan dosa-dosa besar, seperti membunuh, berzina, dan seterusnya; dengan memberi semangat kepada manusia bahwa dosa-dosa tersebut tidak akan membuat mereka menjadi kafir, karena semua bisa dihapus dengan taubat dan berbagai amal yang baik.

Bila manusia tidak mau melakukan dosa-dosa besar, karena takut ajal menjembut sebelum sempat bertaubat, maka iblis mencari cara yang lain lagi.

Dosa-dosa kecil

Bila gagal menghasut manusia melakaukan dosa-dosa besar, iblis akan mempengaruhi mereka untuk melakukan dosa-dosa kecil, yang umumnya bisa dihapuskan dengan shalat dan amal-amal baik yang disusulkan setelah melakukan dosa.

Bila manusia tidak mau melakukan sama sekali dosa-dosa kecil, karena bagaimana pun dosa adalah dosa, suatu pelanggaran terhadap ajaran Allah, yang berarti pelecehan terhadap Allah sendiri, maka iblis pun menurunkan lagi targetnya.

Perkara-perkara mubah

Bila manusia tidak mau melakukan dosa-dosa kebcil, iblis akan menghiasi segala perbuatan manusia yang halal dengan cara menenggelamkan mereka ke dalam keasyikan, sehingga mereka melupakan waktu. Seperti ditegaskan dalam Al-Qurãn bahwa manusia suka bermain-main (dalam hobbi dan sebagainya) dan melakukan hal-hal yang tidak penting, maka iblis akan ‘mengipasi’ mereka agar semakin nikmat dan asyik dalam kesia-siaan, sehingga banyak waktu, tenaga dan biaya yang terbuang, sampai kemudian mereka menjadi tua dan sakit, sehingga lenyaplah kesempatan untuk melakukan hal-hal penting yang akan menyelamatkan mereka dari azab neraka.

Bila ini pun gagal dilakukan iblis, cara lain masih tersedia.

Lupa skala prioritas

Bila manusia tidak tengelam dalam kegiatan bersifat hobi yang menghapiskan waktu, tenaga dan biaya, maka ibklis akan membuat manusia melupakan skala prioritas.

Seorang muslim, jelas tugas utamanya adalah mengabdi (beribadah) dengan menjalankan ajaran Allah. Untuk itu, langkah pertama yang harus dilakukannya adalah ‘mengenal’ ajaran Allah (Al-Qurãn) alias mengaji. Ini mutlak harus dilakukan supaya ia bisa beribadah dengan ilmu dan pemahaman yang mendalam, bukan hanya ikut-ikutan.

Berikutnya, seorang muslim harus bergabung dalam jama’ah, tidak boleh hidup menyendiri, yang akan membuatnya jadi mangsa empuk bagi iblis. Otomatis dengan demikian juga ia harus cenderng menyerukan dan menjaga persatuan, karena perpecahan umat adalah kehendak iblis.

Berikutnya, setiap muslim harus mengerahkan segala kemampuannya, sepesialisasinya, hartanya, dan waktunya, untuk menumbuhkan, membesarkan, dan menguatkan Islam.

Itulah di antara prioritas yang harus selalu diketahui dan disadari para muslim. Dan itulah yang menjadi target iblis agar kita semua melalaikan dan melupakannya, sehingga kita menjadi muslim formal yang tak tahu arah dan tujuan, selalu bertengkar dan berselisih, berpecah belah dan saling bermusuhan, sehingga yang namanya umat Islam itu wujuduhu ka-‘adamihi. Adanya sama dengan tidak adanya, alias seolah-olah ada tapi tiada.

Na’udzu billãhi minasy-syaithãnir-rajîm.

***Diurai dari bab Pintu Masuk Yang Digunakan Setan Untuk Merperdayai Anak Adam dalam buku Khutbah Ilbis, hal. 102-105, karya Ahmad Bin Salim Baduwailan, terbitan Al-Wafi, November 2015.

 

 

Leave a comment